Pada tanggal 11 Februari 2015, pengasuh MADRASAH DINIYAH MUTIARA
ISLAM, Semarang, selaku kepala TPQ Al Maghfiroh mengajukan permohonan bantuan
kepada Gubernur Jawa Tengah. Isi permohonan itu berbagai sarana prasarana
pembelajaran mengaji, di antaranya 20 eksemplar Al Qur’an dan 50 buku metode
belajar membaca Al Qur’an “Iqro’”. Pengasuh harus melalui berbagai pintu untuk
mendapatkan tanda tangan, mulai dari Ketua RT, Ketua RW, Kepala Kelurahan
Kaligawe, Ketua LPMK Kaligawe, dan Camat Gayamsari, Semarang. Sampai di Kantor
Kecamatan, seorang petugas berkata bahwa proposal ini harus ada yang “membawa”
sampai ke Gubernur. O, pintu apa lagi? Maksudnya siapa? Entah itu anggota DPRD
atau partisan (orang-orang partai), orang yang “dekat” atau apalah namanya. Kata
pegawai tersebut, kalau tidak begitu, proposal ini tidak pernah sampai kepada
Gubernur.
Pengasuh memang tidak banyak tahu tentang birokrasi
tersebut. Pengasuh hanya menitipkan proposal tersebut kepada seorang guru yang
juga mengajukan proposal untuk pembangunan TPQ kepada gubernur. Setelah itu pengasuh itu
bertawakal kepada Allah. Dia telah berusaha / berikhitiar. Entah kapan porposal
itu sampai kepada Gubernur. Entah kapan Gubernur akan memberikan bantuan untuk
madrasah ini, tidak masalah baginya. Atau mungkin proposal itu sama sekali
tidak pernah sampai atau sampai tetapi ditolak permohonannya, juga tidak
masalah baginya.
Namun keyakinan bahwa semua kebaikan itu pasti ada
jalan, sangat kuat pada pengasuh madrasah. Pengasuh memohon pertolongan kepada
Allah, sebagaimana pesan Sang Kyai: kalau kamu minta, mintalah kepada Allah, Yang
Maha Kaya dan Maha Pemberi. Allah malu kalau seorang hamba yang ikhlas dan
berbuat ihsan telah menengadahkan tangan memohon kepada-Nya, lalu hamba itu
hanya mendapati tangan kosong tanpa diberi apapun.
Alhmadulillah, pada bulan Mei – Juni 2015, pengasuh
mendapatkan bantuan yang tidak terduga-duga. Bantuan itu dari beberapa muslimin
yang ikhlas mensedekahkan sebagian hartanya, mereka ini baik dari
Makassar-Sulawesi, Pulau Bangka, dan Jawa. Saat ini madrasah telah mendapatkan 45
eksemplar Al Qur’an baru (250% dari proposal yang diajukan kepada Gubenur),
satu kitab Syarah Hadits Arba’in, penjelasan 40 Hadits Inti Ajaran Islam karya
Imam An-Nawani, satu kitab Al-Lu’lu’ wal Marjan, Mutiara Hadits Shahih Bukhari
dan Muslim yang ditulis Muhammad Fuad Abdul Baqi. Bagi santri yang masih
belajar “Iqro’” tentu saja mendapatkan kemudahan yang banyak. Ramadhan tahun
ini insya Allah akan mendapatkan banyak ilmu yang akan berbuah. Ya, karena ilmu
itu buahnya adalah amal. Ilmu yang tidak diamalkan ibarat pohon tak berbuah.
Dengan adanya kitab Al Qur’an sebanyak itu, Majelis Al
Qur’an “el Fata” di lingkungan Madrasah “Mutiara Islam” sudah terpenuhi
kitabya. Dengan demikian, majelis Al Qur’an yang berjumlah sekitar 40 remaja
ABG dapat memanfaatkan sedekah yang mengalir tersebut. Demikian pula sekitar 70
santri yang imut2 TK dan masih SD, mendapatkan manfaat yang banyak. Sungguh,
berlangsungnya dakwah Islam ini seringkali mendapatkan pertolongan Allah dari
arah yang tidak disangka-sangka, berbeda dari yang kita rencanakan.
Semoga Allah senantiasa memberikan taufiq dan hidayah
kepada yang telah bersedekah. Semoga hidupnya penuh barokah, serta amalnya mengalir
pahala sampai hari kiamat, hingga bertemu Allah kelak di surga-Nya. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar