Jumat, 12 Juni 2015

CARA BERBUAT BAIK KEPADA ANAK YATIM



Saudaraku muslim ! Berbuat baik kepada anak yatim, bisa dengan beberapa cara :
1.      Memberinya makan dan pakaian, serta menanggung kebutuhan-kebutuhan pokoknya.
2.      Mengusap kepalanya serta menunjukkan kasih sayang kepadanya. Tindakan ini akan mempunyai pengaruh besar terhadap kejiwaan anak yatim. Ibnu Umar rodhiyallohu ‘anhu  jika melihat anak yatim, beliau mengusap kepalanya dan memberinya sesuatu.
3.      Membiayai sekolahnya, sebagaimana seseoang  ingin menyekolahkan anaknya.
4.      Mendidiknya dengan ikhlas, sebagaimana keikhlasanya dalam mendidik anak kandungnya sendiri.
5.      Jika ia melakukan perbuatan yang mengharuskan di beri hukuman maka bersikap lemah-lembut dalam mendidiknya.
6.      Bertakwa kepada Alloh dalam mengelola harta anak yatim, jika anak yatim itu mempunyai harta kekayaan. Jangan sampai hartanya di habiskan karena menginginkan agar anak yatim itu kelak tidak meminta hartanya kembali. Sebaliknya, hartanya harus di jaga, sehinga ketika ia telah dewasa, harta tersebut dikembalikan kepadanya.
7.      Mengembangkan harta anak yatim dan bersikap ikhlas di dalamnya, sehingga hartanya tidak habis oleh zakat.


Saudaraku Muslim ! Inilah beberapa gambaran tentang cara berbuat baik kepada anak yatim. Berbuat baik kepada anak yatim tidak hanya diperintahkan kepada orang-orang tertentu, akan tetapi setiap muslim diperintahkan untuk itu sebagaimana ia diperintahkan untuk melaksanakan semua amal yang baik dan sholih. Jika Alloh ta’ala mengetahui ketulusan niat seorang hamba, niscaya Dia akan membantunya dalam melaksanakan perbuatan baik. Maka, hendaklah engkau berkeinginan kuat untuk melasanakan amal-amal shalih, walaupun baru sekedar berniat di hati sampai suatu saat Alloh memberikan kesempatan anda untuk melakukan amal solih. Sungguh, tidak ada orang yang lebih lemah daripada orag yang tidak mampu menyelinapkan niat di hatinya untuk melasanakan amal-amal sholih.

Minggu, 07 Juni 2015

JIKA KAMU MINTA, MINTALAH KEPADA ALLAH – YANG MAHA KAYA DAN MAHA PEMBERI



Pada tanggal 11 Februari 2015, pengasuh MADRASAH DINIYAH MUTIARA ISLAM, Semarang, selaku kepala TPQ Al Maghfiroh mengajukan permohonan bantuan kepada Gubernur Jawa Tengah. Isi permohonan itu berbagai sarana prasarana pembelajaran mengaji, di antaranya 20 eksemplar Al Qur’an dan 50 buku metode belajar membaca Al Qur’an “Iqro’”. Pengasuh harus melalui berbagai pintu untuk mendapatkan tanda tangan, mulai dari Ketua RT, Ketua RW, Kepala Kelurahan Kaligawe, Ketua LPMK Kaligawe, dan Camat Gayamsari, Semarang. Sampai di Kantor Kecamatan, seorang petugas berkata bahwa proposal ini harus ada yang “membawa” sampai ke Gubernur. O, pintu apa lagi? Maksudnya siapa? Entah itu anggota DPRD atau partisan (orang-orang partai), orang yang “dekat” atau apalah namanya. Kata pegawai tersebut, kalau tidak begitu, proposal ini tidak pernah sampai kepada Gubernur.

Pengasuh memang tidak banyak tahu tentang birokrasi tersebut. Pengasuh hanya menitipkan proposal tersebut kepada seorang guru yang juga mengajukan proposal untuk pembangunan  TPQ kepada gubernur. Setelah itu pengasuh itu bertawakal kepada Allah. Dia telah berusaha / berikhitiar. Entah kapan porposal itu sampai kepada Gubernur. Entah kapan Gubernur akan memberikan bantuan untuk madrasah ini, tidak masalah baginya. Atau mungkin proposal itu sama sekali tidak pernah sampai atau sampai tetapi ditolak permohonannya, juga tidak masalah baginya. 

Namun keyakinan bahwa semua kebaikan itu pasti ada jalan, sangat kuat pada pengasuh madrasah. Pengasuh memohon pertolongan kepada Allah, sebagaimana pesan Sang Kyai: kalau kamu minta, mintalah kepada Allah, Yang Maha Kaya dan Maha Pemberi. Allah malu kalau seorang hamba yang ikhlas dan berbuat ihsan telah menengadahkan tangan memohon kepada-Nya, lalu hamba itu hanya mendapati tangan kosong tanpa diberi apapun.


Alhmadulillah, pada bulan Mei – Juni 2015, pengasuh mendapatkan bantuan yang tidak terduga-duga. Bantuan itu dari beberapa muslimin yang ikhlas mensedekahkan sebagian hartanya, mereka ini baik dari Makassar-Sulawesi, Pulau Bangka, dan Jawa. Saat ini madrasah telah mendapatkan 45 eksemplar Al Qur’an baru (250% dari proposal yang diajukan kepada Gubenur), satu kitab Syarah Hadits Arba’in, penjelasan 40 Hadits Inti Ajaran Islam karya Imam An-Nawani, satu kitab Al-Lu’lu’ wal Marjan, Mutiara Hadits Shahih Bukhari dan Muslim yang ditulis Muhammad Fuad Abdul Baqi. Bagi santri yang masih belajar “Iqro’” tentu saja mendapatkan kemudahan yang banyak. Ramadhan tahun ini insya Allah akan mendapatkan banyak ilmu yang akan berbuah. Ya, karena ilmu itu buahnya adalah amal. Ilmu yang tidak diamalkan ibarat pohon tak berbuah.

Dengan adanya kitab Al Qur’an sebanyak itu, Majelis Al Qur’an “el Fata” di lingkungan Madrasah “Mutiara Islam” sudah terpenuhi kitabya. Dengan demikian, majelis Al Qur’an yang berjumlah sekitar 40 remaja ABG dapat memanfaatkan sedekah yang mengalir tersebut. Demikian pula sekitar 70 santri yang imut2 TK dan masih SD, mendapatkan manfaat yang banyak. Sungguh, berlangsungnya dakwah Islam ini seringkali mendapatkan pertolongan Allah dari arah yang tidak disangka-sangka, berbeda dari yang kita rencanakan.

Semoga Allah senantiasa memberikan taufiq dan hidayah kepada yang telah bersedekah. Semoga hidupnya penuh barokah, serta amalnya mengalir pahala sampai hari kiamat, hingga bertemu Allah kelak di surga-Nya. Amin.

Selasa, 02 Juni 2015

Keajaiban Sedekah dari Seorang Muslimah Pulau Bangka



Selesai dari sebuah pertemuan, seorang guru mengaji mendapatkan amanah dari seorang muslimah dari Pangkal Pinang - Pulau Bangka supaya membagikan makanan yang “tersisa” kepada para santri. Guru ngaji ini tidak sungkan-sungkan mengusung apa yang bisa diusung. Satu kardus snack dan satu kaleng Butter Cookies 908 gr yang baru  dimakan beberapa keping cookies di pertemuan.

Sore hari anak-anak telah datang di Madrasah Diniyah “Mutiara Islam” kelas TPQ Al Maghfiroh. Mereka satu persatu mengambil beberapa keeping cookies untuk dimakan. Bagi anak-anak yatim bahkan diberi kesempatan dua kali lipat. Pada malam hari setelah shalat maghrib, sekitar 20 anak-laki-laki di Langgar Wetan juga mengambil sedekah tersebut dengan suka cita. Setelah itu sekitar 18 anak yang ada di Langgar Kulon ganti mengambil cookies secukupnya untuk dimakan. Yang terakhir adalah anak-anak di Langgar Tengah, populasi santri paling banyak (biasanya 40-60 anak) ikut ambil cookies sampai puas. Demikian pula beberapa guru pengajar telah mengambil bagian setelah semua santri mendapatkan bagian.
 



Setelah semua anak-anak pulang, malam itu guru mengaji ini melihat butter cookies masih tersisa cukup banyak. Baru guru ngaji ini dan istrinya makan dari sisa cookies di kaleng setelah semua santrinya makan. Pagi hari baru isi kaleng Butter Cookies ini benar-benar habis untuk sarapan. Siapakah yang telah mencukupkan satu kaleng cookies ini untuk semuanya? Allahu a’lam bishowab.